Nawak Ngalam. TlogowaruNews – Warga Kota Malang yang masuk kategori penerima manfaat di Kelurahan Tlogowaru mulai menerima bantuan pangan beras cadangan pemerintah, Kamis (01/2/2024) Mereka menerima beras seberat 10 Kg untuk masing-masing Kartu Keluarga (KK). Di Kelurahan Tlogowaru, warga sudah mulai mendatangi kantor kelurahan sejak pukul 08.00 pagi. Mereka membawa KTP sebagai syarat untuk menerima bantuan 10 Kg beras medium.
Bunayah, warga Kelurahan Tlogowaru RW. 07 mengaku bersyukur atas bantuan beras yang ia terima.Seorang ibu yang sehari-hari bekerja sebagai buruh kebun tersebut mendapatkan informasi bantuan dari ketua RT setempat sehari sebelumnya. Beras itu akan ia manfaatkan untuk kebutuhan pangan tiga orang di rumahnya. Bunayah tinggal bersama suami dan seorang anak perempuannya.
Penyaluran bantuan pangan dilakukan mulai pukul 10 hingga 13 siang. Jika ada warga yang masih belum bisa mengambil di hari tersebut,Kelurahan Tlogowaru masih memberikan toleransi hingga tiga hari ke depan untuk warga yang berhalangan. Relawan Puskessos akan digerakkan untuk menginformasikan warga yang belum mengambil haknya.
Khusnul, relawan Puskessos Kelurahan Tlogowaru menjelaskan, beras yang disalurkan adalah bantuan pangan cadangan beras pemerintah. Bulog mendapatkan instruksi dari Badan Pangan Nasional untuk menyalurkan beras kepada masyarakat.
“Bantuan pangan cadangan beras pemerintah. Ini program pemerintah, Bulog ditugaskan Bapanas untuk menyalurkan bantuan pangan itu per KK 10 Kg setiap bulan dengan tahap I penyaluran berlangsung pada Januari-Maret dan tahap II pada April – Juni 2024.
“Kami membantu agar kebutuhan masyarakat tercukupi dan bisa menekan harga bahan pokok di pasar. Itu harus ada intervensi dari pemerintah, salah satunya melalui operasi pasar, gelar pangan murah dan bansos seperti bantuan pangan beras,” tutur Seklur Kelurahan Tlogowaru, Taufiq Hendro Jatmika, SH yang turut membantu kelancaran pendistribusian beras kepada warga penerima manfaat. Ia berharap agar bantuan pangan beras dapat memberikan dampak positif dalam pencegahan krisis pangan dan gizi, penurunan stunting, pengendalian inflasi, serta melindungi produsen dan konsumen dari dampak fluktuasi harga.
Pewarta : @gitoSuhar