#nawakngalam
#tlogowarusaesaestu
Tim juri lomba urban farming dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang dan Radar Malang melakukan penilaian terhadap inovasi yang dilakukan oleh peserta dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan di halaman depan kantor kelurahan Tlogowaru (10/5/2021). Lomba urban farming ini diadakan untuk dua kelompok, yakni dasa wisma kelurahan dan perangkat daerah.
Menurut ketua tim juri Ridwan, digelarnya lomba tersebut dengan semangat untuk lebih menkampanyekan urban farming. Apalagi sebelumnya Kota Malang pernah mendapatkan penghargaan di lomba serupa di level nasional. “Dulu kan pernah menang Urban Farming terbaik nasional, nah, pak Wali Kota Malang mau menghidupkan lagi semangat itu, mengingat ini juga berkaitan dengan ketahanan pangan masyarakat,” pungkas Ridwan.
Urban Farming mendeskripsikan seluruh sistem produksi pangan yang terjadi di perkotaan. Urban Farming adalah bentuk pertanian perkotaan yang menanam makanan di daerah perkotaan di darat, biasanya di halaman belakang atau di tanah kosong, tetapi terkadang ruang terabaikan seperti median jalan, yang biasanya tidak didedikasikan untuk memproduksi makanan.
Urban farming paling sering ditemukan di daerah perkotaan yang telah mengalami beberapa tingkat penurunan, di mana ruang tersedia dan tidak mahal. Ada banyak tantangan unik untuk pertanian perkotaan yang tidak ada dengan pertanian pedesaan konvensional. Ruang adalah yang utama, bersama dengan polutan yang unik di kota dan terbatasnya pencahayaan alami.
Pertanian perkotaan dapat mencakup pertanian atap atau penanaman lahan kosong. Di hampir semua kasus pertanian perkotaan, beberapa bentuk berkebun intensif atau vertikal harus dimanfaatkan karena keterbatasan ruang. Rumah kaca juga merupakan bentuk pertanian perkotaan yang populer.
Menurut Maximum Yield, sebagian besar pertanian perkotaan menanam hasil bumi atau tanaman tahunan, meskipun yang lain menumbuhkan tanaman yang lebih khusus seperti poinsettia atau anggrek di bawah kondisi lingkungan yang dikontrol dengan cermat.
Beberapa tanaman yang membutuhkan hamparan areal yang luas seperti jagung atau biji-bijian tidak praktis untuk urban farming.
Penjurian kali ini dihadiri oleh beberapa staff keluarahan Tlogowaru dan dewan juri dari Lomba Urban farming yang diketuai oleh Bapak Mohammad Ridwan.
Acara dilaksanakan di Kantor Kelurahan Tlogowaru , berikut beberapa moment yang telah diabadaikan.
Sambutan dari Lurah TLogowaru
Sambutan dari Dewan Juri
Penjurian yang dilakukan diharapkan mampu menjadikan semangat yang harus selalu ada pada pihak Kelurahan Tlogowaru agar dapat selalu berkembang tahun demi tahun.