Info Umum

KAMPUNG TOPENG DESAKU MENANTI, Upaya bangkit ditengah Pandemi

R. Panji Asmoro Bangun Dewi Sekartaji
SELAMAT DATANG DI KAMPUNG TOPENG Desaku Menanti

SELAMAT DATANG DI KAMPUNG TOPENG Desaku Menanti

#nawakngalam
#sedulurtlogo
#tlogowarumakmur
“SELAMAT DATANG DI KAMPUNG TOPENG”, mungkin itu yang diucapkan dua topeng berukuran raksasa yang seolah menyambut siapa saja yang datang ke Kampung Topeng Desaku Menanti. Sebuah kampung di sudut Timur Kota Malang, tepatnya di RT. 02 RW. 07 Kelurahan Tlogowaru, Kota Malang, Jawa Timur. Kedua topeng, terdiri dari karakter Panji Asmorobangun, dan Dewi Sekartaji.
Topeng Raksasa R. Panji Asmoro Bangun dan Dewi Sekartaji

R. Panji Asmoro Bangun dan Dewi Sekartaji

Keduanya merupakan karakter dalam seni Topeng Malangan dengan epos Panji. Sebuah seni pertunjukan yang dikenal asli dari Malang. Berwarna hijau dan putih, topeng setinggi 7,5 meter dan lebar 5 meter itu merupakan sebuah penanda sebagai kampung topeng Malang.
Lokasi kampung berada di lereng perbukitan. Udara sejuk karena masih banyak pepohonan yang tumbuh subur. Ada ratusan topeng berukuran kecil beragam warna dan karakter digantung di pepohonan rindang. Tangga berundak penuh payung melindungi siapapun yang berkunjung naik ke perbukitan. Wahana flying fox, tempat tidur gantung sampai taman bermain menjadi sajian menarik ketika sebelum pandemic covid 19 melanda dunia
Warga Kampung Topeng Malang, Heri Rusdianto menjelaskan kampung tak hanya jadi tempat bermain bagi para pengunjung anak-anak. “Sekaligus bisa belajar membuat dan mewarnai topeng,” katanya.
Suasana Sepi
Kini kampung Topeng sepi pengunjung, walau pengelola wahana menerapkan protocol kesehatan dan meningkatkan inovasi menarik bagi pengunjung. Pengunjung bisa mencoba praktik bikin topeng dan mewarnai topeng, ada sanggar latihan menari tentu dengan tema tari topeng. Beberapa kegiatan tentu bisa dimanfaatkan pengunjung untuk digunakan sebagai sarana pembelajaran dan edukasi pengenalan seni dan kebudayaan local bagi anak-anak.
ADA ‘TOPENG’ YANG BISA DIMAKAN

Topeng Mini
Kampung Topeng berada di lahan seluas lima ribu meter persegi milik Pemerintah Kota Malang. Kampung ini didirikan pemerintah dari program Desaku Menanti Kementerian Sosial pada 2016 silam. Sebanyak 40 unit rumah dibangun untuk 40 kepala keluarga. Sebagian besar adalah gelandangan. Tapi sampai saat ini hanya 29 unit rumah yang diisi warga.
Bu Maria
Bu Maria salah satu perempuan yang peduli membuat Topeng Malangan melalui olahan cokelat. Tujuannya supaya seni Topeng Malangan yang merupakan topeng khas Malang semakin banyak dikenal. Bu Maria membuat olahan cokelat itu di bantu dengan beberapa sukarelawan dari beberapa Yayasan . Olahan cokelat yang diberi nama cokelat Topeng Panji Asmoro Bangun dan Dewi Sekartaji itu dijual dengan rentang harga Rp 15.000 hingga Rp. 25.000 sesuai dengan ukuran. Disamping topeng mini yang terbuat dari coklat, bu Maria juga membuat topeng mini dari kayu dan fiber (yang ini tidak bisa dimakan) dengan harga berbeda
Jika dahulu saat masih ramai pengunjung, topeng mini atau gantungan kunci disediakan bagi wisatawan domestic sebagai cindera mata atau oleh-oleh.
BAGAIMANA CARA MENINGKATKAN WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG

1. Sinergi antara Pemerintah Daerah dan kepedulian warga penghuni kampung topeng Desaku Menanti untuk menata kembali managemen dan wahana yang ada. Merubah perilaku yang baik kepada pengunjung dengan menerapkan sopan santun, ramah tamah tentu pengunjung akan betah berlama-lama sambil menikmati suasana alam pedesaan
2. Secara berkala diadakan even sendratari Topeng. Dalam Perkembangannya desa tematik ini membutuhkan sumbangsih dari generasi ke generasi untuk kembali menghidupkan kesenian yang sempat redup karena beberapa faktor penghambat. Dari keterangan masyarakat, faktor lain yang sangat berpengaruh adalah permasalahan tentang media promosi atau pemasaran kesenian yang kurang dikuasai oleh warga. Kurangnya media promosi dan cara promosi yang tidak dikemas secara menarik dan meluas,menyebabkan pertunjukkan yang mengangkat tema kesenian tidak banyak diketahui olehmasyarakat. Padahal masyarakat butuh sebuah mediator yang menghubungkan mereka dengan suatu acara-acara
3. bisa juga dengan memanfaatkan media sosial, kita bisa memposting foto maupun video kesenian lokal dan budaya daerah Indonesia. Dengan memposting hal tersebut, maka secara tidak langsung sudah memperkenalkan Kampung Topeng, kita ke luar negeri. hal ini karena yang memanfaatkan media sosial atau internet tidak terbatas hanya orang Malang saja, melainkan semua orang di dunia. Gitosuhar040521

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *